Senin, 27 April 2020

LAPORAN PEMERIKSAAN TES DARAH RUTIN


LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI III
PEMERIKSAAN TES DARAH RUTIN MENGGUNAKAN ALAT AUTOMATIC (HEMATOLOGI ANALYZER)

Description: IMG-20190326-WA0004

NAMA            : VIRA SAPUTRI
NIM                : 18 3145 353 083
KELAS           : 2018 C





PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
                                                                             2020


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR  BELAKANG
Darah merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi manusia. Di dalam darah terkandung berbagai macam komponen, baik komponen cairan berupa plasma darah, maupun komponen padat berupa sel-sel darah. Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang mempelajari tentang darah dan jaringan pembentuk darah. Di dalam darah mengandung sel-sel darah serta cairan yang di sebut plasma darah yang berisi berbagai zat nutrisi maupun substansi lainnya. Sekitar 55 % darah merupakan komponen cairan atau plasma, sisanya yang 45% dalah komponel sel-sel darah. Komponen sel-sel darah yang paling banyak adalah sel darah merah atau eritrosit yaitu sejumlah 41% (Novi, 2018) .
Pemeriksaan hematologi banyak dilakukan dengan menggunakan alat hitung sel darah automatik maupun secara manual yang mencakup parameter pemeriksaan seperti jumlah leukosit, jumlah eritrosit, jumlah trombosit, kadar hemoglobin, hematokrit, laju endap darah, pembuatan sediaan apusan darah, dan pemeriksaan sedimen darah. Untuk pemeriksaan hematologi tersebut, biasanya dipakai darah vena yang dicampur dengan antikoagulan, agar bahan darah tersebut tidak menggumpal. Antikoagulan yang sering dipakai antara lain garam EDTA seperti tripotassium EDTA (K3EDTA). Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa penggunaan garam EDTA yang berbeda dan atau konsentrasinya yang  berbeda dapat menyebabkan perbedaan kuantitas maupun kualitas hasil pemeriksaan.Lamanya penundaan pemeriksaan juga dapat memberikan hasil yang berbeda untuk parameter (Ludita, 2016) .
Pemeriksaan darah secara lengkap dengan menggunakan alat analisis sel darah automatik yaitu Beckman Counter Auto Hematology Analyzer merupakan suatu penganalisis hematologi multi parameter untuk pemeriksaan kuantitatif maksimum 19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC (White Blood Cell) Lymphocyte, Mid sized cell, Granulocyte, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), MCV (Mean Cospular Volume), MCH (Mean Cospular Hemoglobin), MCHC (Mean Cospular Hemoglobin Concentration), HCT (Hematocrit), PLT (Platelet) dan lain – lainnya (Ludita, 2016) .
Oleh karena itu, dilakukanlah pemeriksaan darah rutin, dimana untuk mengetahui apakah ada penyakit atau infeksi dari pencerminan reaksi tubuh dan sebagai penunjang atau tes penyaring dalam membantu diagnosa suatu penyakit.
B.  TUJUAN
Untuk mengukur dan menghitung sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh untuk berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks plasma tempat elemen selular diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit (sel darah merah) pada hakikatnya adalah kantung hemogoblin terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dalam darah. Leukosit (sel darah putih) satuan pertahanan sistem imun, diangkut dalam darah tempat cedera atau tempat invasi mikro organisme penyebab penyakit. Trombosit penting dalam homeostasis, penghentian pendarahan dari pembuluh yang cedera. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula (Khairil dan Sutikno, 2016).
Menurut Made pada tahun, 2016, darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu:
1.      Plasma darah :  Bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah.
2.      Butri- butir darah (Blood Corpucles), yang terdiri atas, eritrosit sel darh merah (SDM) –red blood cell (RBC) dan lekosit sel darah putih (SDP)- white blood cell (WBC) dan trombosit butir pembeku platelet.
Darah memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai transportasi darah, mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh untuk metabolisme. Karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme dibawa kembali ke paru-paru oleh darah, di mana ia kemudian dihembuskan keluar. Darah juga menyediakan sel-sel nutrisi, mengangkut hormone dan membuang produk li/mbah dari hati, ginjal atau usus. Regulasi, Darah membantu menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya, memastikan suhu tubuh tetap terjaga. Hal ini dilakukan baik melalui plasma darah, yang bisa menyerap atau mengeluarkan panas, serta melalui kecepatan aliran darah. Saat pembuluh darah melebar, darah mengalir lebih lambat dan ini menyebakan panas hilang. Bila suhu lingkungan rendah maka pembuluh darah bisa berkontraksi, sehingga sesedikit mungkin panas bisa hilang. Perlindungan, Jika pembuluh darah rusak, bagian tertentu dari gumpalan darah bersatu dengan sangat cepat memastikan bagian luka berhenti berdarah. Inilah cara tubuh terlindungi dari kehilangan darah. Sel-sel darah putih dan zat pembawa lainnya juga berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh (Widiastuti, 2019) .
Pemeriksaan darah rutin lengkap merupakan pemeriksaan yang sering diminta oleh klinisi karena dengan melakukan pemeriksaan darah lengkap rutin dapat terdiagnosis beberapa penyakit kelainan darah dan dapat ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut dari penderita tersebut. Pemeriksaan darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin; jumlah eritrosit, leukosit, trombosit; nilai hematokrit, laju endap darah disingkat LED dan menentukan indeks eritrosit. Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit, eritrosit, dan trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume darah. Upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat hitung elektronik.Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat pengencer otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat.Harga alat penghitung elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang sangat cermat. Selain itu perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya alat itu bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control) (Satya, 2016) .
Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan hematologi lengkap. Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin/Hb, hematokrit (HCT), hitung jumlah sel darah merah/eritrosit, hitung jumlah sel darah putih/leukosit, hitung jumlah trombosit dan indeks eritrosit. Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah rutin ditambah hitung jenis leukosit dan pemeriksaan morfologi sel/ sediaan apus darah tepi (SADT)/Gambaran darah tepi (GDT)/morfologi darah tepi (MDT) yaitu ukuran, kandungan hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi (Wahdaniah, 2018) .
Volume darah manusia yaitu sekitar 6-8% dari berat tubuh. darah berfungsi sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil metabolisme tubuh, mengangkut oksigen dan karbondioksida yang dihailkan oleh paru-paru, serta untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Pemeriksaan yang sering dilakukan pada pemeriksaan darah rutin yaitu (Eko, 2008):
1.    Hemoglobin atau Hb, merupakan salaha satu dari sekian banyak tolak ukur dalam diagnosis anemia. Hemoglobin adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen.
2.    Eritrosit atau sel darah merah, merupakan bagian darah dengan komposisi terbanyak di dalam darah. Fungsinya yaitu sebagai tempat metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2 dan CO2. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya akan melampirkan nilai ideks eritrosit yaitu MCV, MCH dan MCHC.
3.    Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC). Pemeriksaan ini dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia seseorang. MCV atau Mean Corpuscular Volume digunakan untuk mengukur indeks volume eritrosit dalam darah. MCH atau Mean Corpuscular Haemoglobin digunakan untuk mengukur indeks warna pada eritrosit dalam darah. Sedangkan MCHC atau Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration digunakan untuk mengukur indeks saturasi eritrosit dalam darah.
4.    Leukosit atau sel darah putih, mengandung unsur-unsur darah seperti basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit. Keadaan dimana leukosit meninggi disebut leukositosis, dimana dapat disebabkan oleh penyakit seperti leukemia. Seangkan keadaan dimana kadar leukosit rendah disebut leukopeni, disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu seperti kanker, keracunan benzen, anemia, infeksi kronis, faktor keturunan dan lain sebagainya.
5.    Hematokrit atau Ht merupakan perbandingan antarfa proporsi volume sampel darah dengan sel darah merah yang diukur dalam satuan milimeter per desiliter.
6.    Trombosit berfungsi sebagai salah satu zat pembeku darah. Trombosit dapat menurun disebabkan penyakit DBD ataupun kelainan bawaan sehingga menyebabkan perdarahan pada kulit. Trombosit dapat meninggi pada penyakit leukemia, polisitemia vera, lupus dan lain sebagainya.
7.    Laju endap darah (LED), merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan. Laju endap darah dapat meningkat akibat cedera, peradangan, kehamilan, infeksi kronis seperti TBC dan sebagainya. LED dapat menutun akibat kelainan sel-sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat benyak sehingga darah menjadi sangat kental. Pemeriksaan LED berguna untuk mendeteksi adanya suatu peradangan bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.
8.    Hitung jenis leukosit, menyangkut basofil, eosinofil, neutrofil (batang dan segmen), monosit dan limfosit.besarnya kadar zat-zat penyusun leukosit ini dinyatakan dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi yaitu neutrofil segmen dan limfosit, sementara persentase terendah yaitu eosinofil, basofil dan monosit. Eosinofil meningkat pada keadaan infeksi kronis seperti cacingan, keracunan dan perdarahan. Limfosit dan monosit dapat meningkat pada keadaan penyakit hari dan anemia kronis (Eko, 2008).
Pemeriksaan Darah Lengkap dengan Auto Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasa digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu diagnosis penyakit diderita oleh pasien misalnya kanker, diabetes, dan lain – lain. Alat ini digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel – sel yang dilewatkan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya (Ludita, 2016) .
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer. Flow cytometer adalah metode pengukuran jumlah dan sifat – sifat sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit, ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu persatu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel. Prinsip impedansi (tegangan) listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan oleh sel – sel darah di dalam mikroarpertur (celah cember mikro) yang mana sampel darah yang diencerkan dengan elektrolit diluen/sys dan lain – lain akan melalui mikroarpertur yang dipasangi dua elektroda sesuai dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati impuls/voltasiyang dihasilkan oleh amplifier sirkuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektronik sistem lalu hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cells (REC) dengan sys. Lyse membentuk menthemoglobin, cyanmethemoglobin dan diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 525nm pada cember. Hasil yang didapat kemudian akan keluar pada layar alat (Ludita, 2016) .
























BAB III
METODE PENELITIAN
A.  Pra Analitik
1.    Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus.
2.    Persiapan Sampel:
a.       Sampel darah EDTA sebaiknya tes dilakukan selambatnya 2 jam
b.      Sampel darah disimpan 24 jam di dalam kulkas dengan suhu 40 0C
c.       Anamnesis perlu diperhatikan riwayat perdarahan, obat yang diminum dan transfusi darah.
3.    Prinsip Percobaan: Adapun prinsip dari pemeriksaan trombosit cara langsung yaitu jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritroit pada hapusan darah dengan cara dibandingkan dengan jumlah eritrosit dalam 1 mm3 darah.
4.    Alat dan Bahan
a.    Alat
1)      Tabung Reaksi
2)      Automatic Hematology Analyzer
b.    Bahan
1)      Sampel darah EDTA
2)      Reagen:
·      Reagen diluent digunakan pada proses perhitungan sel darah dan hitung jenis sel.
·      Reagen bilyse digunakan untuk melisiskan sel-sel darah dan menentukan konsentrasi Hb.
·      Reagen cleaner digunakan sebagai bahan pembersih.
B.  Analitik
Prosedur Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.    Dihidupkan UPS, ditekan main power yang terletak pada bagian belakang alat, sehingga lampu indikator main power menyala.
3.    Ditekan tombol power yang terdapat pada bagian depan alat, alat akan secara otomatis melakukan cleaning dan priming.
4.    Ditunggu sampai alat siap digunakan.
5.    Dilakukan pembacaan kontrol.
6.    Dimasukkan data pasien pada computer/display lalu dikirim data tersebut ke alat.
7.    Dipastikan darah tidak menggumpal pada tabung dan dimasukkan sampel pada rak tabung sesuai data pasien yang telah diinput, kemudian tekan tombol start dan akan dilakukan analisa oleh alat.
8.    Hasil akan dikeluarkan dalam bentuk print out.
C.  Pasca Analitik
1.      Eritrosit
Wanita                         : 4 juta-5 juta/ul darah
Pria                              : 4,5 juta-5,5 juta/ul darah
2.      Hemoglobin
Wanita                         : 12-14 g/dl
Pria                              : 14-16 g/dl
3.      Hematokrit
Wanita                         : 38-46%
Pria                              : 40-54%
4.      Leukosit                      : 5 juta-1 juta/ul darah
5.      Trombosit                    : 150.000-400.0004/ul darah
6.      Laju endap darah
Wanita                         : <15
Pria                              : <10
7.      Indeks eritrosit
MCH                           : 7-31 pg
MCV                           : 80-96 fl
MCHC                                    : 32-36 g/dl
8.      Jenis-Jenis Leukosit
Eosinofil                      : 2-4%
Basofil                         : 0-2%
Monosit                       : 4-8% 
Neutrofil Batang         : 0-10%
Neutrofil Segmen        : 51-67%
Limfosit                      : 21-35%


























BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum pemeriksaan darah rutin yang dilakukan disini menggunaakan metode autometik dengan alat hematologi analyzer. Tujuan dalam praktikum kali ini yaitu mengukur dan menghitung sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.
Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara hitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau file cahaya terhadap sel-sel. Mengukur sampel terdiri dari darh alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seseorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Prinsipnya yaitu larutan elektrolit (diluent) yang telah di campur dengan sel-sel darah dihisap melalui Aperture, pada bilik pengukuran terdapat dua elektroda yang terdiri dari internal elektroda dan eksternal elektroda. Kedua eletroda tersebut dilewati arus listrik yang konstan. Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara kedua eletroda tersebut akan naik sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil sesuai dengan nilai tahananya dan di terima Detection Circuit. Kemudian sinyal tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier, lalu dikirm ke rangkaian elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat rangkaian Treshold Circuit yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise. Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel di simpan pada memori dalam bentuk histogram.
Pada bagian belakang dari alat terdiri dari:
1.    Tombol on off
2.    Kabel hijau berfungsi untuk grouding
3.    Cok warna hijau cairan diluen
4.    Cok warna biru untuk cairan rinse/mencuci
5.    Cok warna orange untuk cairan lience
6.    Cok warna merah untuk otlet untuk cairan pembuangan
Pada bagian samping kanan:
1.    Port warna ungu digunakan untuk mengirim data ke konputer
2.    Port RS232 digunakan untuk scanner
3.    Port RS232 juga bisa untuk hubungkan kekomputer
4.    Port warna hitam digunakan untuk digunakan untuk copy dsk drive atau bisa dihubungkan dengan mause dan keyboard
Pada layar:
1.    F1 digunakan untuk melanjutkan keproses berikutnya
2.    F2 digunakan untuk unlock jika ingin diuji
3.    F3 digunakan untuk starr up atau menghiduokan secara cepat
4.    F5 tombol atas bawah
Adapun kelebihan dan kelemahan dari alat analyzer yaitu Kelebihan: Lebih cepat, ketepatan hasil, parameter pemeriksaan yang banyak. Kelemahan : Pemeriksaan yang dilakukan oleh hematology analyzer ini tidak selamanya mulus namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti dalam hal menghitung sel-sel yang abnormal dan alat analyzer ini terbilang cukup mahal
Menurut World Health Organization (WHO), dalam menegakkan diagnosis penyakit infeksi dengue didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis infeksi dengue berupa manifestasi demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, perdarahan, hepatomegali dan syok, sedangkan yang termasuk dalam hasil pemeriksaan infeksi laboratorium dengue adalah trombositopenia dan hemokonsentrasi. Dengan patokan ini 87% kasus tersangka infeksi dengue dapat didiagnosis dengan tepat, yang dibuktikan oleh pemeriksaan serologis
Untuk menegakkan diagnosis infeksi dengue, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan darah rutin meliputipemeriksaan jumlah trombosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan laju endap darah (LED). Setelah diagnosis infeksi dengue ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium,pasien infeksi dengue dapat dikelompokkan sesuai kriteria WHO tahun 2011 untuk menentukan derajat klinis dan terapi dari infeksi dengue tersebut. Derajat klinis infeksi dengue menurut WHO yaitu demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) derajat 1, DBD derajat 2, DBD derajat 3 dan 4 DBD derajat 4. DBD derajat 3 dan derajat 4 disebut juga Dengue Shock Syndrome (DSS) .

























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan yaitu WBC, RBC, HGB, HCT, MCH, CHC adalah normal sedangkan pada PLT (trombosit) yang mengalami trombosipenia DBD
B. SARAN
Diharapkan pada praktikum selanjutnya praktikan dapat memahami prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan mempraktekkannya dengan baik dan lebih teliti serta mengefisienkan waktu dengan sebaik-baiknya juga selalu menggunakan APD pada saat sedang berada di dalam laboratorium. Serta dapat mencoba metode lain.



















DAFTAR PUSTAKA
Barta, Made. 2017. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC

Bastiansyah, Eko. 2008. “Panduan Lengkap membaca Hasil Tes Kesehatan”. Depok: Penebar Plus.

Darmayanti Satya, dkk. 2016. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit  Antara Metode Manual Improved Neubauer Dengan  Metode Automatic Hematology Analyzer”. Kendarri: Jurnal Kesehatan Manarang. Vol.2, No.2      
Fitriyadi, K dan Sutikno. 2016. Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron. Semarang: Jurnal Masyarakat Informatika.

Firani, Novi Khila. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. Malang: Tim UB Press.

Ludita dan Ayang, 2016. Pemeriksaan Darah Lengkap pada Pasien di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara”. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara
Wahdaniah dan Sri Tumpuk, 2018. Perbedaan Penggunaan Antikoagulan K2edta Dan K3edta Terhadap Hasil Pemeriksaan Indeks Eritrosit”. Pontianak: Jurnal Laboratorium Khatulistiwa. Vol.2, No.2   
Widiastuti, 2019. Gambaran Hasil Pemeriksaan Darah Rutin (Trombosit Dan Hemoglobin) Pada   Mahasiswa Jurusan Analis  Kesehatan Poltekkes  Kendari”. Kendari: Karya Tulis Ilmiah




LAPORAN PEMERIKSAAN DEFISIENSI ENZIM G6PD

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI II I PEMERIKSAAN DEFISISENSI ENZIM GLUKOSA -6- FOSFAT - DEHIDROGENASE (G6PD) NAM A             : VI...