LAPORAN
PRAKTIKUM HEMATOLOGI III
PEMERIKSAAN TES DARAH RUTIN MENGGUNAKAN ALAT AUTOMATIC (HEMATOLOGI ANALYZER)

NAMA : VIRA
SAPUTRI
NIM : 18 3145 353 083
KELAS : 2018
C
PROGRAM
STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS
FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS
MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah merupakan salah satu organ tubuh
yang sangat penting bagi manusia. Di dalam darah terkandung berbagai macam
komponen, baik komponen cairan berupa plasma darah, maupun komponen padat
berupa sel-sel darah. Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang darah dan jaringan pembentuk darah. Di dalam darah
mengandung sel-sel darah serta cairan yang di sebut plasma darah yang berisi
berbagai zat nutrisi maupun substansi lainnya. Sekitar 55 % darah merupakan
komponen cairan atau plasma, sisanya yang 45% dalah komponel sel-sel darah.
Komponen sel-sel darah yang paling banyak adalah sel darah merah atau eritrosit
yaitu sejumlah 41% (Novi, 2018) .
Pemeriksaan hematologi banyak dilakukan dengan menggunakan alat hitung
sel darah automatik maupun secara manual yang mencakup parameter pemeriksaan
seperti jumlah leukosit, jumlah eritrosit, jumlah trombosit, kadar hemoglobin,
hematokrit, laju endap darah, pembuatan sediaan apusan darah, dan pemeriksaan
sedimen darah. Untuk pemeriksaan hematologi tersebut, biasanya dipakai darah
vena yang dicampur dengan antikoagulan, agar bahan darah tersebut tidak menggumpal.
Antikoagulan yang sering dipakai antara lain garam EDTA seperti tripotassium
EDTA (K3EDTA). Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa penggunaan garam EDTA
yang berbeda dan atau konsentrasinya yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan kuantitas
maupun kualitas hasil pemeriksaan.Lamanya penundaan pemeriksaan juga dapat
memberikan hasil yang berbeda untuk parameter (Ludita, 2016) .
Pemeriksaan darah secara lengkap dengan menggunakan alat analisis sel darah
automatik yaitu Beckman Counter Auto Hematology Analyzer merupakan suatu
penganalisis hematologi multi parameter untuk pemeriksaan kuantitatif maksimum
19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC (White Blood Cell) Lymphocyte,
Mid sized cell, Granulocyte, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), MCV (Mean
Cospular Volume), MCH (Mean Cospular Hemoglobin), MCHC (Mean Cospular
Hemoglobin Concentration), HCT (Hematocrit), PLT (Platelet) dan lain – lainnya
(Ludita, 2016) .
Oleh karena itu, dilakukanlah pemeriksaan darah
rutin, dimana untuk mengetahui apakah ada penyakit atau infeksi dari
pencerminan reaksi tubuh dan sebagai penunjang atau tes penyaring dalam
membantu diagnosa suatu penyakit.
B. TUJUAN
Untuk
mengukur dan menghitung sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran
listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak
jauh dalam tubuh untuk berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal
antara sel-sel itu sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks plasma tempat
elemen selular diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit (sel
darah merah) pada hakikatnya adalah kantung hemogoblin terbungkus membran
plasma yang mengangkut O2 dalam darah. Leukosit (sel darah putih) satuan
pertahanan sistem imun, diangkut dalam darah tempat cedera atau tempat invasi
mikro organisme penyebab penyakit. Trombosit penting dalam homeostasis,
penghentian pendarahan dari pembuluh yang cedera. Jika darah mengalami
gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula (Khairil dan
Sutikno, 2016).
Menurut Made pada tahun, 2016, darah terdiri atas 2
komponen utama, yaitu:
1.
Plasma darah : Bagian cair darah
yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah.
2.
Butri- butir darah (Blood Corpucles), yang terdiri atas, eritrosit sel
darh merah (SDM) –red blood cell (RBC) dan lekosit sel darah putih (SDP)- white
blood cell (WBC) dan trombosit butir pembeku platelet.
Darah
memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai
transportasi
darah,
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh untuk metabolisme. Karbon
dioksida yang dihasilkan selama metabolisme dibawa kembali ke paru-paru oleh
darah, di mana ia kemudian dihembuskan keluar. Darah juga menyediakan sel-sel
nutrisi, mengangkut hormone dan membuang produk li/mbah dari hati, ginjal atau
usus. Regulasi, Darah membantu
menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya, memastikan suhu tubuh tetap terjaga. Hal
ini dilakukan baik melalui plasma darah, yang bisa menyerap atau mengeluarkan
panas, serta melalui kecepatan aliran darah. Saat pembuluh darah melebar, darah
mengalir lebih lambat dan ini menyebakan panas hilang. Bila suhu lingkungan
rendah maka pembuluh darah bisa berkontraksi, sehingga sesedikit mungkin panas
bisa hilang. Perlindungan,
Jika pembuluh darah rusak, bagian tertentu dari gumpalan darah
bersatu dengan sangat cepat memastikan bagian luka berhenti berdarah. Inilah
cara tubuh terlindungi dari kehilangan darah. Sel-sel darah putih dan zat
pembawa lainnya juga berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh (Widiastuti, 2019) .
Pemeriksaan darah rutin lengkap merupakan pemeriksaan
yang sering diminta oleh klinisi karena dengan melakukan pemeriksaan darah
lengkap rutin dapat terdiagnosis beberapa penyakit kelainan darah dan dapat
ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut dari penderita tersebut. Pemeriksaan
darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin; jumlah eritrosit,
leukosit, trombosit; nilai hematokrit, laju endap darah disingkat LED dan
menentukan indeks eritrosit. Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel
darah leukosit, eritrosit, dan trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume
darah. Upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat hitung
elektronik.Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat
pengencer otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat.Harga alat
penghitung elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang
sangat cermat. Selain itu perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya alat itu
bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control) (Satya, 2016) .
Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi secara
umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan
hematologi lengkap. Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin/Hb,
hematokrit (HCT), hitung jumlah sel darah merah/eritrosit, hitung jumlah sel
darah putih/leukosit, hitung jumlah trombosit dan indeks eritrosit. Pemeriksaan
hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah rutin
ditambah hitung jenis leukosit dan pemeriksaan morfologi sel/ sediaan apus
darah tepi (SADT)/Gambaran darah tepi (GDT)/morfologi darah tepi (MDT) yaitu
ukuran, kandungan hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi
(Wahdaniah, 2018) .
Volume darah
manusia yaitu sekitar 6-8% dari berat tubuh. darah berfungsi sebagai pengangkut
zat-zat makanan hasil metabolisme tubuh, mengangkut oksigen dan karbondioksida
yang dihailkan oleh paru-paru, serta untuk mempertahankan sistem kekebalan
tubuh. Pemeriksaan yang sering dilakukan pada pemeriksaan darah rutin yaitu
(Eko, 2008):
1. Hemoglobin
atau Hb, merupakan salaha satu dari sekian banyak tolak ukur dalam diagnosis
anemia. Hemoglobin adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen.
2. Eritrosit
atau sel darah merah, merupakan bagian darah dengan komposisi terbanyak di dalam
darah. Fungsinya yaitu sebagai tempat metabolisme makanan untuk dapat
menghasilkan energi serta mengangkut O2 dan CO2. Pada
pemeriksaan lanjutan, biasanya akan melampirkan nilai ideks eritrosit yaitu
MCV, MCH dan MCHC.
3. Indeks
Eritrosit (MCV, MCH, MCHC). Pemeriksaan ini dijadikan indikator untuk melihat
kadar anemia seseorang. MCV atau Mean Corpuscular Volume digunakan untuk
mengukur indeks volume eritrosit dalam darah. MCH atau Mean Corpuscular
Haemoglobin digunakan untuk mengukur indeks warna pada eritrosit dalam darah.
Sedangkan MCHC atau Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration digunakan untuk
mengukur indeks saturasi eritrosit dalam darah.
4. Leukosit
atau sel darah putih, mengandung unsur-unsur darah seperti basofil, eosinofil,
neutrofil, limfosit dan monosit. Keadaan dimana leukosit meninggi disebut
leukositosis, dimana dapat disebabkan oleh penyakit seperti leukemia. Seangkan
keadaan dimana kadar leukosit rendah disebut leukopeni, disebabkan oleh
konsumsi obat-obatan tertentu seperti kanker, keracunan benzen, anemia, infeksi
kronis, faktor keturunan dan lain sebagainya.
5. Hematokrit
atau Ht merupakan perbandingan antarfa proporsi volume sampel darah dengan sel
darah merah yang diukur dalam satuan milimeter per desiliter.
6. Trombosit
berfungsi sebagai salah satu zat pembeku darah. Trombosit dapat menurun
disebabkan penyakit DBD ataupun kelainan bawaan sehingga menyebabkan perdarahan
pada kulit. Trombosit dapat meninggi pada penyakit leukemia, polisitemia vera,
lupus dan lain sebagainya.
7. Laju
endap darah (LED), merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat kecepatan
darah dalam membentuk endapan. Laju endap darah dapat meningkat akibat cedera,
peradangan, kehamilan, infeksi kronis seperti TBC dan sebagainya. LED dapat
menutun akibat kelainan sel-sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu
suatu penyakit dimana sel darah merah sangat benyak sehingga darah menjadi
sangat kental. Pemeriksaan LED berguna untuk mendeteksi adanya suatu peradangan
bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.
8. Hitung
jenis leukosit, menyangkut basofil, eosinofil, neutrofil (batang dan segmen),
monosit dan limfosit.besarnya kadar zat-zat penyusun leukosit ini dinyatakan
dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi yaitu neutrofil segmen dan
limfosit, sementara persentase terendah yaitu eosinofil, basofil dan monosit.
Eosinofil meningkat pada keadaan infeksi kronis seperti cacingan, keracunan dan
perdarahan. Limfosit dan monosit dapat meningkat pada keadaan penyakit hari dan
anemia kronis (Eko, 2008).
Pemeriksaan Darah Lengkap
dengan Auto Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.
Alat ini biasa digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu diagnosis
penyakit diderita oleh pasien misalnya kanker, diabetes, dan lain – lain. Alat
ini digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur
sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas
cahaya terhadap sel – sel yang dilewatkan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu
pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang
tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya (Ludita, 2016) .
Alat ini bekerja berdasarkan
prinsip flow cytometer. Flow cytometer adalah metode pengukuran jumlah dan
sifat – sifat sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit,
ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat
lewat satu persatu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya.
Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel. Prinsip
impedansi (tegangan) listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan
oleh sel – sel darah di dalam mikroarpertur (celah cember mikro) yang mana sampel
darah yang diencerkan dengan elektrolit diluen/sys dan lain – lain akan melalui
mikroarpertur yang dipasangi dua elektroda sesuai dengan volume sel (ukuran
sel) yang melewati impuls/voltasiyang dihasilkan oleh amplifier sirkuit
ditingkatkan dan dianalisa oleh elektronik sistem lalu hemoglobin diukur dengan
melisiskan Red Blood Cells (REC) dengan sys. Lyse membentuk menthemoglobin,
cyanmethemoglobin dan diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang
525nm pada cember. Hasil yang didapat kemudian akan keluar pada layar alat
(Ludita, 2016) .
BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Pra
Analitik
1.
Persiapan Pasien: Tidak
memerlukan persiapan khusus.
2.
Persiapan Sampel:
a.
Sampel darah EDTA
sebaiknya tes dilakukan selambatnya 2 jam
b.
Sampel darah disimpan
24 jam di dalam kulkas dengan suhu 40 0C
c.
Anamnesis perlu
diperhatikan riwayat perdarahan, obat yang diminum dan transfusi darah.
3.
Prinsip Percobaan: Adapun prinsip dari pemeriksaan trombosit cara
langsung yaitu jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritroit pada hapusan darah
dengan cara dibandingkan dengan jumlah eritrosit dalam 1 mm3 darah.
4. Alat
dan Bahan
a.
Alat
1)
Tabung Reaksi
2)
Automatic Hematology
Analyzer
b.
Bahan
1)
Sampel darah EDTA
2)
Reagen:
·
Reagen diluent
digunakan pada proses perhitungan sel darah dan hitung jenis sel.
·
Reagen bilyse digunakan
untuk melisiskan sel-sel darah dan menentukan konsentrasi Hb.
·
Reagen cleaner
digunakan sebagai bahan pembersih.
B. Analitik
Prosedur Kerja
1.
Disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan.
2.
Dihidupkan
UPS, ditekan main power yang terletak pada bagian belakang alat, sehingga lampu
indikator main power menyala.
3.
Ditekan
tombol power yang terdapat pada bagian depan alat, alat akan secara otomatis
melakukan cleaning dan priming.
4.
Ditunggu
sampai alat siap digunakan.
5.
Dilakukan
pembacaan kontrol.
6.
Dimasukkan
data pasien pada computer/display lalu dikirim data tersebut ke alat.
7.
Dipastikan
darah tidak menggumpal pada tabung dan dimasukkan sampel pada rak tabung sesuai
data pasien yang telah diinput, kemudian tekan tombol start dan akan dilakukan
analisa oleh alat.
8.
Hasil akan
dikeluarkan dalam bentuk print out.
C. Pasca
Analitik
1. Eritrosit
Wanita : 4 juta-5 juta/ul darah
Pria : 4,5 juta-5,5 juta/ul darah
2. Hemoglobin
Wanita : 12-14 g/dl
Pria : 14-16 g/dl
3. Hematokrit
Wanita : 38-46%
Pria : 40-54%
4. Leukosit : 5 juta-1 juta/ul darah
5. Trombosit : 150.000-400.0004/ul darah
6. Laju endap darah
Wanita :
<15
Pria :
<10
7. Indeks eritrosit
MCH :
7-31 pg
MCV :
80-96 fl
MCHC :
32-36 g/dl
8. Jenis-Jenis Leukosit
Eosinofil :
2-4%
Basofil :
0-2%
Monosit :
4-8%
Neutrofil Batang :
0-10%
Neutrofil Segmen :
51-67%
Limfosit :
21-35%
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum pemeriksaan darah rutin yang dilakukan
disini menggunaakan metode autometik dengan alat hematologi analyzer. Tujuan
dalam praktikum kali ini yaitu mengukur dan menghitung
sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas
cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.
Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang
berfungsi untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Alat
yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara hitung dan mengukur
sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau file cahaya
terhadap sel-sel. Mengukur sampel terdiri dari darh alat ini biasanya digunakan
dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita
seseorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Prinsipnya yaitu larutan elektrolit (diluent) yang
telah di campur dengan sel-sel darah dihisap melalui Aperture, pada bilik
pengukuran terdapat dua elektroda yang terdiri dari internal elektroda dan
eksternal elektroda. Kedua eletroda tersebut dilewati arus listrik yang
konstan. Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara kedua eletroda
tersebut akan naik sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil
sesuai dengan nilai tahananya dan di terima Detection Circuit. Kemudian sinyal
tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier, lalu
dikirm ke rangkaian elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat rangkaian
Treshold Circuit yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise. Jumlah sinyal
untuk setiap ukuran sel di simpan pada memori dalam bentuk histogram.
Pada bagian belakang dari
alat terdiri dari:
1.
Tombol on off
2.
Kabel hijau
berfungsi untuk grouding
3.
Cok warna hijau
cairan diluen
4.
Cok warna biru
untuk cairan rinse/mencuci
5.
Cok warna orange
untuk cairan lience
6.
Cok warna merah
untuk otlet untuk cairan pembuangan
Pada bagian samping kanan:
1.
Port warna ungu
digunakan untuk mengirim data ke konputer
2.
Port RS232
digunakan untuk scanner
3.
Port RS232 juga
bisa untuk hubungkan kekomputer
4.
Port warna hitam
digunakan untuk digunakan untuk copy dsk drive atau bisa dihubungkan dengan
mause dan keyboard
Pada layar:
1.
F1 digunakan
untuk melanjutkan keproses berikutnya
2.
F2 digunakan
untuk unlock jika ingin diuji
3.
F3 digunakan
untuk starr up atau menghiduokan secara cepat
4.
F5 tombol atas
bawah
Adapun
kelebihan dan kelemahan dari alat analyzer yaitu Kelebihan: Lebih cepat,
ketepatan hasil, parameter pemeriksaan yang banyak. Kelemahan : Pemeriksaan
yang dilakukan oleh hematology analyzer ini tidak selamanya mulus namun pada
kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti dalam hal
menghitung sel-sel yang abnormal dan alat analyzer ini terbilang cukup mahal
Menurut
World Health Organization (WHO), dalam menegakkan diagnosis penyakit infeksi
dengue didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Gejala
klinis infeksi dengue berupa manifestasi demam tinggi mendadak selama 2-7 hari,
perdarahan, hepatomegali dan syok, sedangkan yang termasuk dalam hasil
pemeriksaan infeksi laboratorium dengue adalah trombositopenia dan
hemokonsentrasi. Dengan patokan ini 87% kasus tersangka infeksi dengue dapat
didiagnosis dengan tepat, yang dibuktikan oleh pemeriksaan serologis
Untuk
menegakkan diagnosis infeksi dengue, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan darah rutin meliputipemeriksaan
jumlah trombosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah leukosit,
eritrosit dan laju endap darah (LED). Setelah diagnosis infeksi dengue
ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium,pasien
infeksi dengue dapat dikelompokkan sesuai kriteria WHO tahun 2011 untuk menentukan
derajat klinis dan terapi dari infeksi dengue tersebut. Derajat klinis infeksi
dengue menurut WHO yaitu demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) derajat
1, DBD derajat 2, DBD derajat 3 dan 4 DBD derajat 4. DBD derajat 3 dan derajat
4 disebut juga Dengue Shock Syndrome (DSS) .
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil
yang didapatkan yaitu WBC, RBC, HGB,
HCT, MCH, CHC adalah normal sedangkan pada PLT (trombosit) yang mengalami
trombosipenia DBD
B. SARAN
Diharapkan pada praktikum selanjutnya praktikan dapat memahami prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan dan mempraktekkannya dengan baik dan lebih
teliti serta mengefisienkan waktu dengan sebaik-baiknya juga selalu menggunakan
APD pada saat sedang berada di dalam laboratorium. Serta dapat mencoba metode
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Barta,
Made. 2017. Hematologi Klinik Ringkas.
Jakarta: EGC
Bastiansyah,
Eko. 2008. “Panduan Lengkap membaca Hasil
Tes Kesehatan”. Depok: Penebar Plus.
Darmayanti Satya, dkk. 2016.” Perbedaan Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit Antara Metode Manual Improved Neubauer
Dengan Metode Automatic Hematology
Analyzer”. Kendarri: Jurnal Kesehatan Manarang. Vol.2, No.2
Fitriyadi,
K dan Sutikno. 2016. Pengenalan Jenis Golongan
Darah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron. Semarang: Jurnal
Masyarakat Informatika.
Firani,
Novi Khila. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah
dan Kelainan Darah. Malang: Tim UB Press.
Ludita dan Ayang, 2016.” Pemeriksaan Darah Lengkap pada Pasien di Balai Laboratorium Kesehatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara”. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara
Wahdaniah dan Sri Tumpuk, 2018.” Perbedaan Penggunaan Antikoagulan K2edta Dan K3edta Terhadap Hasil
Pemeriksaan Indeks Eritrosit”. Pontianak: Jurnal
Laboratorium Khatulistiwa. Vol.2, No.2
Widiastuti, 2019.”
Gambaran Hasil Pemeriksaan
Darah Rutin (Trombosit Dan Hemoglobin) Pada
Mahasiswa Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kendari”. Kendari: Karya Tulis Ilmiah